Konsep Smart City Untuk Solusi Masa Depan

Konsep Smart City Untuk Solusi Masa Depan

Smart City merupakan konsep pengembangan kota dengan menerapkan dan  mengimplementasikan teknologi secara inovatif, efektif dan efisien yang menghubungkan  infrastruktur fisik, ekonomi dan sosisal dalam sebuah Kawasan sehingga meningkatkan pelayanan dan  mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik. 

Smart City

Menurut Cardullo dan Kitchin, mereka mendefinisikan smart city sebagai kota pintar dengan konsep desain yang menguntungkan komunitas, terutama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada agar efisien dan efektif (Iqbal, 2021), yang mana dapat meningkatkan kualitas hidup dan tempat bagi masyarakat dan juga ekosistem kota.

Terdapat enam pilar untuk membangun smart city, yaitu smart governance, smart society, smart living, smart economy, smart environment, dan smart branding. Enam pilar ini dijelaskan lebih detail lagi melalui diagram Cohen (Petunjuk Mewujudkan Smart City Menurut Diagram Cohen, 2017), yaitu:

  1. Smart economy, meliputi even internasional, pembangunan dan penelitian, serta perkembangan startup
  2. Smart governance terkait dengan keterbukaan dan kemudahan akses data-data pemerintahan oleh publik, ketersediaan sarana internet (wi-fi), dan sumber daya manusia di perkotaan.
  3. Smart people/ society, yang terkait pada pilar ini yaitu pendidikan, integrasi masyarakat.
  4. Smart living, berkaitan dengan lingkungan hidup yang sehat, keamanan masyarakat, serta kebahagiaan yang terjamin, dan rasio ketimpangan pendapatan.
  5. Smart mobility, berkaitan dengan transportasi yang digunakan oleh masyarakat, seharusnya menggunakan energi yang ramah lingkungan, penggunaan transportasi umum, dan ketepatan waktu dari akses transportasi.
  6. Smart environment, pilar ini berkaitan dengan RTH per kapita, carbon footprint, dan pengelolaan sampah yang bijak.
6 pilar Smart City

Pencetus Konsep Smart City? 

Konsep smart city telah menjadi perbincangan hangat di berbagai belahan dunia saat ini. Konsep ini awalnya dikembangkan oleh perusahaan International Business Machines (IBM) pada tahun 1990-an, setelah sebelumnya dibahas oleh para pakar dunia sebagai kota digital. IBM memberikan pemahaman awal bahwa smart city adalah kota dimana semua instrumen terhubung dan bekerja secara cerdas. Kemudian pemahaman ini meluas dan memastikan semakin banyak kota di seluruh dunia mengembangkan konsep cerdas menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembangunan perkotaan dan pengelolaan perkotaan untuk meningkatkan kualitas hidup warganya. 

Boyd Cohen telah meneliti kota pintar sejak 2011, mencoba memahami konsep kota pintar ini dan mengamati transformasi beberapa kota yang telah menerapkannya. Ia menyimpulkan bahwa dalam pembangunan perkotaan terdapat 3 (tiga) tahapan penting yang berbeda dalam tahapan implementasi teknologi. Dia mengamati saat teknologi hanya digunakan oleh perusahaan besar, ketika pemerintah mulai dikendalikan oleh teknologi, dan akhirnya ketika warga negara dikendalikan oleh teknologi dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

Kenapa Smart City Butuh Di Terapkan? 

Populasi dunia terus bertambah dan urbanisasi terus meningkat. Pertumbuhan ini telah menyebabkan kepadatan di kota-kota besar di seluruh dunia. Akibatnya, semakin banyak tantangan dalam mengelola kota.

Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk, beberapa negara melihat perlunya keberlanjutan ekologi, sosial dan ekonomi yang harus ditingkatkan, sehingga mengintegrasikan teknologi ke dalam konsep kota pintar juga dipandang sebagai salah satu solusi yang diperlukan. 

Bagaimana Penerapan Teknologi Dalam Smart City? 

Kota pintar menggunakan kombinasi perangkat Internet of Things (IoT), solusi perangkat lunak, antarmuka pengguna (antarmuka pengguna dan jaringan komunikasi). Namun, teknologi paling mendasar yang disebutkan dalam Smart City adalah IoT. IoT itu sendiri adalah sistem perangkat komputasi yang saling berhubungan. mesin mekanis dan digital, objek, hewan, atau manusia yang dilengkapi dengan pengidentifikasi unik dan kemampuan untuk mengirimkan informasi melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia atau manusia-komputer.

Kota pintar membutuhkan penerapan analitik data besar ke kota. IoT kemudian membuat kumpulan data besar ini, yang dianalisis dan diproses untuk mengimplementasikan berbagai layanan kota pintar. Dengan IoT dan teknologi terhubung ini, kota pintar dapat meningkatkan kualitas, kinerja, dan interaksi layanan kota, mengoptimalkan sumber daya, dan mengurangi biaya.

Beberapa contoh adopsi IoT di kota pintar adalah infrastruktur pintar (parkir pintar, penerangan pintar, dan jalan terkoneksi), manajemen energi pintar, pengelolaan air pintar, pengelolaan limbah pintar untuk layanan kota pintar. 

Inilah Penjelasan Konsep dari Smart City. Yuk kenalan lebih jauh dengan program studi S1 Teknik Telekomunikasi dan kunjungi laman website official Telkom University Kampus Jakarta ya!

Sumber Referensi:

Petunjuk Mewujudkan Smart City Menurut Diagram Cohen. (2017). JSC. https://smartcity.jakarta.go.id/blog/192/petunjuk-mewujudkan-smart-city-menurut-diagram-cohen

Iqbal, M. (2021). Smart City in Practice: Learn from Taipei City. Journal of Governance and Public Policy8(1), 50–59. https://doi.org/10.18196/jgpp.811342

Ditulis oleh Dzul Rahman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *