Inovasi Perkembangan Arus Listrik AC dan DC Menghasilkan Mobil Listrik Yang Populer!

Gambar 1. Mobil Listrik

Sebelum Nikola Tesla bergabung dengan perusahaan Thomas Alva Edison, awal mulanya Tesla ingin membantu Edison untuk mengembangkan arus listrik lampur pijar temuannya. Agar arus listrik dapat berjalan dengan stabil maka Tesla mengembangkan sebuah pengembangan dari arus listrik DC. Ketika Tesla membuat perkembangan arus DC, sebelumnya Edison telah menawarkan sejumlah uang untuk Tesla kala itu. Setelah Tesla berhasil mengembangkan penemuan Edison. Ternyata, Edison membohongi Tesla dengan asalan ‘bercandaan gaya amerika”. Tesla yang sakit hari ia memutuskan untuk mengembangkan sebuah arus listrik AC. Akhirnya terjadilah duel antara Thomas Alva Edison dan Nikola Tesla. Edison memiliki cara curang agar masyarakat tidak memihak kepada Tesla, dengan membuat sebuah pertunjukkan bahwa pengunaan arus AC sangat berbahaya. Namun, Tesla berhasil membuktikan bahwa arus AC tidak berbahaya.

Edison Thomas Alva Edison yang dikenal sebagai penemu lampu pijar, dahulu kala ia adalah seorang pengusaha. Perusahaan Edison cukup dikenal di kalangan masyarakat. Di beberapa negara Nikola tesla telah diakui sebagai penemu arus listrik bolak-balik.

Gambar 2. Nikola Tesla

Pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 mobil listrik telah populer di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan mobil listrik dapat menawarkan kenyamanan dan pengoperasian yang mudah dan tidak dapat dicapai oleh kendaraan-kendaraan berbahan bakar bensin.

Perusahaan otomotif yang berasal dari California mulai mengembangkan Tesla Roadster di tahun 2004. Tepat pada awal tahun di bulan Januari 2011, Tesla telah berhasil menjual 1.500 Unit Roadster di 31 negara. Begitu pun Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam mengambil bagian untuk memproduksi mobil listrik.

Sejatinya inovasi penggunaan mobil listrik pertama telah diperkenalkan pada tahun 1828 dan diproduksi pertama pada tahun 1884. Pada tahun 1897-1900 terdapat 28% mobil listrik dari total kendaraan yang ada di pasaran. Pada saat itu mobil listrik lebih digemari namun mobil dengan bahan bakar minyak mendapatkan kesempatan untuk mencuri pasar disebabkan harga minyak dunia yang masih rendah. Mobil listrik pun terlupakan dan ditinggalkan hingga pada tahun 1996 muncul sebuah konsep EV1 dari General Motors yang sangat popular dan menjadi salah satu momen kebangkitan mobil listrik. Kesuksesan General Motors pun mendorong pembuat mobil terkemuka lainnya untuk ikut dalam memperkenalkan produknya di sektor mobil listrik termasuk di antaranya Ford, Toyota, dan Honda dengan keunggulannya masing-masing. Toyota dengan produknya Prius (Gambar 1) yang merupakan mobil hibrid komersial pertama yang diluncurkan pada tahun 1997 di Jepang, sangat sukses dengan total penjualan 18.000 unit pada tahun pertama produksi. Untuk saat ini pasar mobil listrik didominasi oleh Nissan Leaf, Chevrolet Volt, dan Tesla Model S, sedangkan pasar Cina dalam cengkeraman BYD Auto Co, Ltd (Xi’an Nasional Hi-tech Zona Pengembangan Industri, Xian, Cina).

Gambar 3. Toyota Prius sebagai mobil listrik hibrid komersil pertama di Asia. Dilundurkan pada tahun 1997 di Jepang.

Salah satu contoh proses pengisian arus listrik AC 220V, harus diubah terlebih dahulu melalui inverter menjadi arus listrik DC. Mengapa? Karena, baterai penyeimpanan daya listrik pada mobil listrik berupa arus listrik DC. Ketika alat charger arus listrik telah mengalur berupa DC, inverter hanya meneruskan ke baterai tanpa mengubah kembali. Inverter mobil adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk mengubah arus listrik, sehingga dapat dipergunakan sebagai pemenuh keperluan listrik.

Gambar 4. Inverter Power

Perbedaan Pengecasan Arus AC dan DC Pada Mobil Listrik, yaitu layaknya bensin pada mobil konvensional, mobil listrik membutuhkan energi listrik untuk tetap berjalan. terdapat dua macam pengecasan mobil listrik yaitu AC (alternating current) dan DC (direct current).
Dilansir dari artikel Infineon Technologies dan evexpert.eu, pengecasan AC mobil listrik biasanya terjadi di rumah atau stasiun pengisian publik. Saat mobil listrik melakukan pengecasan AC, daya listrik tersebut diubah menjadi DC oleh on-board-charger yang terpasang pada mobil.

Gambar 5. Port charging baterai mobil listrik Hyundai IONIQ Electic

Saat mobil listrik melakukan pengecasan AC, daya listrik tersebut diubah menjadi DC oleh on-board-charger yang terpasang pada mobil, Misalnya pada Hyundai Ioniq Electric, pengisian secara AC menggunakan modul wallbox 7.2 kW bisa mengisi baterai 0 ke 100% selama 6 jam 5 menit.

Kalau ingin nge charge dengan fast charging, bisa memilih pengecasan DC yang tersedia di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Pengecasan DC memiliki karakter yang lebih langsung dan lebih cepat karena konversi daya terjadi di stasiun pengisian. Arus DC tersebut tidak lagi melalui on-board-charger tetapi langsung ke battery management system sehingga pengecasan bisa lebih cepat.

Misalnya lagi kalau Hyundai Ioniq Electric di charge melalui fast charging 50 kW DC, baterainya akan terisi hingga 80% dalam waktu 57 menit saja.

Yuk kenalan lebih jauh dengan program studi S1 Teknik Telekomunikasi dan kunjungi laman website official ITTelkom Jakarta ya!

Ketua Kelompok 'Oki Joy': Agung Hikmatullah (1101228105)
Anggota Kelompok:
1). Woyla Dias Anugraheni (1101228088)
2). Muhammad Ulil Muhadzib (1101228089)
3). Yosi Juliana (1101228103)
4). Riva Irvana (1101228104)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *