Sistem Komunikasi Satelit dan Manfaatnya

Sistem Komunikasi Satelit dan Manfaatnya

Satelit adalah sebuah benda yang mengorbit di sekitar benda lain di luar angkasa yang merujuk penjelasan dari laman nasa.gov. Dari definisi satelit tersebut, bisa kita tarik kesimpulan bahwa satelit merupakan suatu benda di luar angkasa yang mengorbit pada suatu objek. Mengorbit maksudnya berputar mengelilingi suatu objek secara teratur pada jalur yang tetap dan pada periode tertentu.

Satelit

Satelit Alami dan Satelit Buatan

Seiring berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan, dibuatlah alat yang serupa dengan satelit oleh manusia dengan fungsi yang lebih spesifik. Sejak saat itu, umat manusia mengenal ada yang namanya satelit alami dan satelit buatan.

Satelit alami

Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia dan mengorbit pada suatu planet atau benda luar angkasa. Misalnya, bulan adalah satelitnya bumi dan bumi adalah satelitnya matahari. Definisi ini juga berlaku untuk sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi.

Satelit buatan

Satelit buatan adalah suatu benda buatan manusia yang sengaja diorbitkan mengelilingi bumi untuk suatu fungsi tertentu. Biasanya, tiap-tiap satelit buatan yang diluncurkan memiliki fungsi yang berbeda, entah itu sebagai satelit cuaca, satelit penginderaan jauh, atau satelit komunikasi.

Memahami Satelit Komunikasi

Dari uraian di atas kita bisa mengetahui bahwa satelit komunikasi itu ternyata masuk pada golongan satelit buatan. Lebih jelasnya, satelit komunikasi adalah satelit buatan yang sengaja diorbitkan  dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Umumnya, satelit komunikasi menggunakan orbit Geostasioner (GSO), tetapi beberapa tipe satelit terbaru menggunakan wilayah orbit yang lebih rendah yakni Non Geostationary Orbit (NGSO).

Komponen terpenting yang dimiliki satelit komunikasi adalah transponder (transmitter dan responder). Transponder digunakan untuk mentransmisikan sinyal video, gambar, dan data, kemudian ditransmisikan kembali ke stasiun bumi melalui frekuensi yang berbeda. Sebuah satelit komunikasi memuat puluhan  transponder.

Kelebihan sistem komunikasi satelit adalah kemampuan broadcast dan 1 satelit GSO bisa melayani 1/3 permukaan bumi. Daerah layanannya ditentukan oleh besarnya kapasitas transpondernya.

Jenis Satelit Komunikasi

Berdasarkan ketinggian orbitnya, satelit komunikasi dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:

1. Low Earth Orbit (LEO)

Satelit yang berada pada orbit paling rendah yakni dengan ketinggian 300-1.500 km di atas permukaan bumi. Satelit jenis ini mampu mengelilingi bumi dalam waktu 2-4 jam tergantung banyaknya satelit LEO. Contoh satelit LEO adalah Star Link Satellite.

2. Medium Earth Orbit (MEO)

Satelit jenis ini beredar pada ketinggian 10.000-20.000 km. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali revolusi adalah 5-12 jam dengan kecepatan sekitar 19.000 km/jam. Contohnya adalah 3B dan Telstar.

3. Geostationary Earth Orbit (GEO)

Satelit dengan orbit tinggi yaitu sekitar 36.000 km dari permukaan bumi dan waktu untuk berevolusinya sekitar 24 jam. Contoh satelit ini adalah Telkom Merah Putih dan Telkom T3S.

4. Highly Elliptical Orbit (HEO)

Satelit jenis ini beredar pada ketinggian di atas 36.000 km. Contohnya adalah satelit Russian Molniya.

Cara Kerja Satelit Komunikasi

Secara umum, cara kerja satelit komunikasi bisa terlihat pada gambar berikut :

cara kerja satelit komunikasi

Sistem komunikasi satelit terdiri dari 2 komponen yaitu segmen angkasa dan segmen bumi. Segmen angkasa adalah satelit yang komponennya terdiri dari bus, payloadpower supply, sistem populasi, Telemetri, Tracking,Ranging and Command (TTR&C) yakni sistem monitoring dan pengendali satelit, kontrol temperatur, dan kontrol attitude dan orbit. Sedangkan, segmen bumi terdiri dari master station dan jaringan. Master station memiliki fungsi untuk mengirimkan dan menerima signal dari segmen angkasa.

Satelit komunikasi berperan sebagai repeater (menerima dan memperkuat sinyal) dalam sistem komunikasi antara Stasiun Bumi Pemancar (SB TX) dan Stasiun Bumi Penerima (SB RX). Jadi, sinyal dari alat komunikasi pertama diterima oleh SB TX yang kemudian dilanjutkan ke satelit. Sinyal yang sampai di satelit kemudian dirubah frekuensinya dan dayanya dikuatkan kemudian dikirim ke SB RX yang diteruskan ke alat komunikasi kedua.

Kemudian, agar sinyal yang sampai ke satelit bisa tetap stabil, maka satelit dikendalikan melalui master stationMaster station adalah pengendali utama satelit yang menjaganya agar tetap berada dalam kondisi yang baik supaya tetap berada pada box keeping dan orbitnya.

Nah, kurang lebih seperti itulah cara kerja satelit komunikasi. Yuk kenalan lebih jauh dengan program studi S1 Teknik Telekomunikasi dan kunjungi laman website official Telkom University Kampus Jakarta ya!

Ditulis oleh Dzul Rahman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *